Pemkab Pidie Akan Data Masjid Tuha Tiro Tahun Depan
Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian Kabupaten Pidie | Kamis, 10 Oktober 2019

Masjid Tuha di Gampong Mancang, Kecamatan Tiro/Truseb, Pidie terkesan terbengkalai, seiring kondisinya sangat memprihatinkan. Pemkab Pidie merencanakan untuk melakukan pendataan terhadap bangunan Masjid Tuha yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya, karena menyimpan nilai bersejarah
Tidak ditemukan tulisan yang tertera di masjid yang bisa dijadikan petunjuk untuk mengetahui tahun pembangunan dan ironisnya masjid sebagai situs budaya itu dilupakan Pemkab Pidie, karena tidak terurus lagi, seperti kayu tiang masjid telah lapuk dan sebagian terkelupas akibat dimakan rayap.
Tetapi, ukiran indah di kayu dinding masjid masih terlihat jelas, termasuk di mimbar, tempat khatib berkhutbah saat shalat Jum’at. Sedangkan beduk atau tambo telah rusak, sebaliknya tangga dari bambu yang disandarkan pada tiang di dalam masjid masih awet dan pemandangan yang menyedihkan, ditemukan kotoran kambing di lantai masjid bersejarah tersebut dan bagian atas masjid atau puncak juga telah miring akibat tidak ada perawatan.
Imum Mukim Tiro, H Ali Basyah Usman (66) mengatakan, awalnya Masjid Tuha didirikan di Gampong Pulo Siblah, Kecamatan Tiro, namun dibawa ke Gampong Mancang karena tidak ada masjid. Disebutkan, pada 1958, Masjid Tuha itu diberi nama Babussalam oleh Tgk Umar, seorang ulama di Tiro dan Babussalam diambil dari nama pintu Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi.
Lanjutnya, di Komplek Masjid Babussalam itu dibuat balai pengajian, sehingga putra dari seluruh penjuru Aceh belajar mengaji. Pada tahun 1963, sebut Ali Basyah, kompleks masjid diubah menjadi Yayasan Tgk Chik Dayah Cut Tiro dan pada 1975, meletus Gerakan Aceh Merdeka (GAM), sehingga satu per satu santri pulang kembali ke kampung halaman masing-masing.
Sehingga, katanya, Yayasan Tgk Chik Dayah Cut Tiro sunyi dan hanya warga yang memanfaatkan masjid untuk sarana beribadah. Bahkan, saat konflik terjadi, kata Ali Basyah, bagian atas masjid sempat ditembusi peluru ketika terjadi kontak tembak, sehingga terbakar dan rusak.
Dia mengatakan sampai 1984, Masjid Babussalam itu masih digunakan untuk pelaksanaan shalat Jum’at. Dia menambahkan, Masjid Babussalam yang kecil tidak mampu menampung jama’ah shalat Jumat, sehingga dibangun masjid lain di dekatnya. "Kami minta pemkab untuk merehab Masjid Tuha di Tiro, agar situs sejarah tidak hilang dan juga bisa dijadikan oleh murid MIN untuk menunaikan shalat," pungkasnya.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pariwisata Budaya Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Pidie, Apriadi S.Sos menjelaskan, Masjid Tuha Tiro sebagai situs budaya akan direhab pada 2020. Pihaknya akan menurunkan tim untuk mendata bagian-bagian masjid yang rusak.